Mengapa Perkawinan Antara Manusia dan Neanderthal Sulit Dibuktikan
Mengapa Perkawinan Antara Manusia dan Neanderthal Sulit Dibuktikan
Oleh Megan Gannon, Editor Berita | LiveScience.com
Sejumlah studi genetika baru-baru ini mengatakan, manusia modern telah melakukan perkawinan dengan Neanderthal ribuan tahun lalu, ketika dua populasi tersebut menjelajahi Bumi berdampingan satu sama lain.
Namun, tulang yang ditinggalkan oleh kedua spesies itu tidak meninggalkan jejak yang jelas dari perkawinan. Sebuah studi baru terhadap monyet di Meksiko menunjukkan, perkawinan manusia dan Neanderthal sulit dibuktikan.
Para peneliti memeriksa sampel darah, sampel rambut dan hasil pengukuran yang dikumpulkan dari monyet howler mantel dan monyet howler hitam yang ditangkap dan dilepas di Meksiko dan Guatemala antara tahun 1998 dan 2008. Kedua spesies monyet berasal dari satu nenek moyang sekitar 3 juta tahun yang lalu. Saat ini mereka tinggal di habitat yang sebagian besar terpisah, kecuali untuk "zona hibrida" di negara bagian Tabasco di Meksiko tenggara, di tempat itu mereka hidup berdampingan dan kawin antarspesies.
Melalui analisis penanda genetis, dari kedua DNA mitokondria (DNA pembuat struktur energi dalam sel yang akan diturunkan oleh ibu) dan DNA nuklir, para peneliti mengidentifikasi 128 individu hibrida yang kemungkinan besar merupakan hasil dari beberapa generasi perkawinan silang. Meski begitu, individu hibrida tersebut berbagi sebagian besar genom mereka dengan salah satu dari dua spesies, dan secara fisik tidak dapat dibedakan dari individu murni dari spesies tersebut, ujar tim peneliti teresbut.
"Implikasi dari hasil tersebut adalah bahwa ciri-ciri fisik tidak selalu dapat diandalkan untuk mengidentifikasi individu keturunan hibrida," ujar Liliana Cortés-Ortiz, seorang ahli biologi evolusioner dan ahli primata di Universitas Michigan, dalam sebuah pernyataan. "Oleh karena itu, adalah mungkin bahwa hibridisasi telah diremehkan dalam catatan fosil manusia."
Hasil penelitian pada monyet howler adalah bagian dari disertasi doktor Mary Kelaita, yang sekarang adalah doktor di University of Texas di San Antonio. Kelaita menambahkan bahwa studi itu "menunjukkan bahwa kurangnya bukti yang kuat untuk hibridisasi dalam catatan fosil tidak menghilangkan perannya dalam membentuk keragaman keturunan awal manusia."
Ketika para ilmuwan akhirnya selesai mengurutkan genom Neanderthal pada 2010, mereka mengungkapkan bahwa antara 1-4 persen dari DNA beberapa manusia modern berasal dari hominid yang gempal. Hal itu menandakan manusia modern berhubungan seks dengan Neanderthal, mengambil beberapa gen, dan bahkan mungkin meningkatkan kekebalan tubuh, penduduk Neanderthal menghilang sekitar 30.000 tahun yang lalu.
Tapi tidak semua ilmuwan yakin bukti genetis saja cukup untuk membuktikan perkawinan kuno dan penelitian tahun lalu menemukan bahwa meskipun manusia dan Neanderthal berhubungan seks, pertemuan mereka jarang menghasilkan keturunan.
Para ilmuwan dari studi baru itu mengatakan, perlu penelitian lebih lanjut untuk mempelajari perkawinan antarspesies dan faktor-faktor yang mengatur ekspresi karakteristik fisik pada individu hibrida.
Penelitian ini dirilis secara online, pada Jumat, Desember 7, 2012 di “American Journal of Physical Anthropology”.
Komentar
Posting Komentar